Selasa, 03 Mei 2016

Pelajaran Agama : Catur Purusartha dalam Kehidupan

Catur Purusartha dalam Kehidupan

A.      Pengertian Catur Purusartha
Catur purusartha sering disebut catur warga. Kata warga dalam hal ini artinya ikatan atau jalinan yang salin melengkapi atau saling terkait antara satu dengan yang lain.  Catur purusartha adalah empat tujuan hidup yang utama. Catur purusaarthaa dapat juga diartikan empat kekuatan atau dasar kehidupan menuju kebahagian yaitu dharma, artha, kama, dan moksa


B.      Bagian-bagian Catur Purusartha
1.       Dharma
Dharma berasal dari akar kata “dhr” yang berarti menjingjing, memelihara, memangku, atau mengatur. Jadi kata dharma dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengatur, memelihara dunia beserta semua makhluk.
Makna yang terkandung dalam kata dharma sebenarnya sangat luas dan dalam. Bagi mereka yang menekuni ajaran-ajaran agama akan memberi perhatian yang pokok dan pada pengertian dharma tersebut.
Untuk mengembangkan ajaran ini dipakai pedoman catur dharma yang terdiri dari :
1.       Dharma Kriya
Dharma Kriya berarti manusia harus berbuat, berusaha dan bekerja untuk kebahagian keluarga pada khususnya dan masyarakat pada umumnya , dengan menempuh cara perikemanusian sesuai dengan ajaran-ajaran agama hindu.
2.       Dharma Santosa
Berarti berusaha untuk mencapai kedamaian lahir batin dalam diri sendiri, dilanjutkan kedalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa , dan negara.
3.       Dharam Jati
Berarti kewajiban yang harus dilakukan untuk menjamin kesejahteraan dan ketenangan keluarga serta selalu mengutamakan kepentingan umum disamping kepentingan diri sendiri atau golongan.
4.       Dharma Putus
Berarti melakukan kewajiban dengan penuh keikhlasan , berkorban serta bertanggung jawab demi terwujudnya keadilan sosial bagi umat manusia dan selalu mengutamakan penanaman Budhi baik untuk menjauhkan diri dari noda dan dosa yang menyebabkan moral menjadi rusak.

2.       Artha
Artha dalam catur purusartha mempunyai beberapa makna. Kata artha dapat berarti tujuan. Demikian pula dengan kaitannya dengan kata parama artha ( tujuan yang tertinggi ), parartha ( tujuan atau kepentingan orang lain ), dan sebagainya. Artha merupakan pelengkap hidup. Artha (dalam arti artha benda) memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan beragama di antaranya sebagai berikiut:
a)      Fungsi artha dalam kehidupan beragama
Artha dapat di gunakan untuk beryadnya misalnya, melaksanakan panca yadnya.
b)      Fungsi artha dalam mewujudkan jagadhita
Di samping fungsi artha dalam kepentingan agama, juga berperan dalam mewujudkan jagadhita atau kebahagian di dunia.

3.       Kama
berarti nafsu atau keinginan yang dapat memberikan kepuasan dan kesejahteraan hidup. Kepuasan atau kenikmatan tersebut memang merupakan salah satu tujuan atau kebutuhan manusia. Biasanya kama itu diartikan dengan kesenangan, cinta.
Kama adalah tujuan kebahagian, kenikamatan yang di dapat melalui indra , tetapi harus berlandaskan dharma dalam memenuhinya. Kama berarti kesenangan dan cinta kasih penuh keiklasan terhadap sesama makhluk hidup dan yang penting memupuk cinta kasih, kebenaran,keadilan dan kejujuran untuk mencapainya.
Kama dapat dibagi atas 3 bagian yang di sebut “ Tri Parartha” yakni :
a.       Asih , menyayangi dan mengasihi sesama makhluk sebagai mengasihi diri sendiri.
b.     Punya , dan Punya cinta kasih pada orang lain di wujudkan dengan selalu menolong dengan memberikan sesuatu ( harta benda) yang kita miliki dan berguna bagi orang yang kita berikan 
c.    Bhakti, cinta kasih pada hyang widhi dengan senantiasa sejuk kepadanya dalam bentuk pelaksanaan agama.
4.       Moksa
Moksa berarti ketenangan dan kebahagian spiritual yang kekal abadi (suka tan pewali duka). Moksa adalah tujuan terakhir dari umat hindu. Kebahagian bathin yang terdalam dan langgeng ialah bersatunya atma dengan brahmana yang disebut moksa.
Moksa memiliki beberapa tingkatan antara lain:
a.       Samipya
adalah moksa atau kebebasan yang dapat dicapai semasih hidupnya ini, terutama oleh para rsi saat melaksanakan yoga, samadhi, disertai dengan pemekaran antusiasnya, sehingga mereka dapat menerima wahyu dari tuhan.
b.      Sarupya
Adalah moksa atau kebebasan yang dicapai semasih hidup dimana kedudukan atma mengatasi unsur-unsur maya. Kendati pun atma mengambil perwujudan tertentu namun tidak akan terikat oleh segala sesuatunya seperti halnya awatara seperti budha, sri kresna, rama, dan lain sebagainya.
c.       Salokya (Karma Mukti)
Merupakan kebebasan yang di capai oleh atma itu sendiri dan telah berada dalam posisi kesadaran sama dengan tuhan, tetapi belum dapat bersatu dengannya.
d.      Sayujya (P urna Mukti)
Merupakan tingkatan kebebasan yang paling tinggi dan sempurna di mana atma telah dapat bersatu atau bersenyawa dengan tuhan dan tidak terbatas apa pun juga sehingga benar-benar telah mencapai “ Brahma Atma Aikyam” yaitu atma dengan tuhan betul-betul bersatu.
C.      Prioritas Penerapan Catur Purusartha Untuk Kebahagiaan Rohani
         Prioritas penerapan catur purusa artha pada tahapan-tahapan catur asrama sebagai berikut:
1.       Brahmacari
Brahmacari adalah suatu tingkatan masa hidup berguru untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Jenjang ini merupakan tingkatan pertama yang ditempuh oleh manusia.
2.       Ghrahasta
Ghrahasta adalah tingkat hidup kedua yaitu massa berumah tangga. Pada masa ghrahasta, tujuan hudup utama manusia adalah mendapatkan artha dan kama yang dilandasi oleh dharma. Mencari harta benda untuk memenuhi kebutuhan hidup (kama) yang berdasarkan kebenaran (dharma).
3.       Wanaprasta
Pada tahap ‘wanaprasta’, hidup lebih diutamakan mencari moksa. Hidup pada tahap ini sudah lepas dari kewajiban hidup bermasyarakat dan urusan keduniawian. Wanaprasta adalah tingkatan hidup manusia mulai menyiapkan untuk melepaskan diri dari ikatan keduniawian. Pada masa ini orang akan mulai sedikit demi sedikit melepaskan ikatan keduniawian dan lebih mendekatkan diri kepada tuhan untuk mencapai moksa. Tujuan hidup pada masa ini adalah persiapan mental dan fisik untuk dapat menyatu dengan Tuhan ( Ida Sang Hyang Widhi) , sehingga tujuan hidup ini diprioritaskan kepada kama dan moksa.
4.       Sanyasa
Pada tahap ‘sanyasa’, hidup lebih diutamakan mencari moksa. Hidup pada tahap ini sudah lepas dari kewajiban dan urusan keduniawian. Bhiksuka atau Sanyasin adalah tingkatan hidup kerohanian yang telah lepas sama sekali dari ikatan keduniawian (moksa) dan hanya mengabdikan diri kepada Tuhan ( Ida Sang Hyang Widhi). Pada masa ini orang tidak merasa memiliki apa-apa dan tidak terikat sama sekali oleh materi serta selalu berusaha mendekatkan diri kepada tuhan. Tujuan hidup manusia yang utama pada masa Bhiksuka/sanyasin adalah tercapainya moksa (kebahagiaan yang tertinggi).

Prioritas penerapan Catur Purusa Artha pada Catur Warna dapat dipaparkan sebagai berikut:
1.     Brahmana Warna adalah golongan karya yang setiap orangnya memiliki pengetahuan suci dan mempunyai bakat kelahiran untuk mewujudkan tujuan/kekayaan (artha) ,keinginan/kenikmatan (kama),kesejahteraan dan kebahagiaan (moksa) masyarakat, negara, dan umat manusia dengan jalan mengamalkan ilmu pengetahuannya dan dapat memimpin upacara keagamaan berdasarkan kebenaran (dharma).
2.    Ksatria Warna adalah golongan karya yang setiap orangnya memiliki watak kewibawaan alami dan mempunyai bakat kelahiran yang cinta tanah air untuk pemimpin guna mewujudkan dan mempertahankan tujuan/kekayaan (artha), keinginan/kenikmatan (kama), kesejahteraan dan kebahagiaan (moksa) masyarakat, negara, dan umat manusia dengan jalan mengamalkan kepemimpinannya berlandaskan kebenaran (dharma)-nya.
3. Wesya Warna adalah golongan karya yang setiap orangnya memiliki watak tekun,terampil,hemat,cermat,dan mempunyai bakat kelahiran untuk mewujudkan tujuan/kekayaan (artha) , keinginan/kenikmatan (kama), kesejahteraan dan kebahagiaan (moksa) masyarakat,negara ,dan umat manusia dengan jalan mengamalkan keahliannya sebagai pedagang dan petani berlandaskan kebenaran (dharma)-nya.
4.  Sudra Warna adalah golongan karya yang setiap orangnya memiliki kekuatan jasmani, ketaatan, dan mempunyai bakat kelahiran untuk mewujudkan tujuan/kekayaan (artha), keinginan/kenikmatan (kama), kesejahteraan dan kebahagiaan(moksa) masyarakat ,negara, dan umat manusia atas petunjuk golongan karya lainnya dengan jalan mengamalkan ketaatan dan kekuatan jasmaninya yang berlandaskan kebenaran (dharma)-nya.



5 komentar: